Sabtu, 26 Maret 2016

anjuran menjaga kemaluan dan lisan


قَالَ تَعَالَى: tûïÏ%©!$#ur öNèd öNÎgÅ_rãàÿÏ9 tbqÝàÏÿ»ym . žwÎ) #n?tã öNÎgÅ_ºurør& ÷rr& $tB ôMs3n=tB öNåkß]»yJ÷ƒr& öNåk¨XÎ*sù çŽöxî šúüÏBqè=tB . Ç`yJsù 4ÓxötGö/$# uä!#uur y7Ï9ºsŒ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrߊ$yèø9$#
Artinya: “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki. Maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas”.  (QS. Almu’minun: 5-7)
وَقَالَ تَعَالَى: $¨B àáÏÿù=tƒ `ÏB @Aöqs% žwÎ) Ïm÷ƒys9 ë=Ï%u ÓŠÏGtã 
Artinya: “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir”. (QS. Qof: 18)

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَرَجُلٌ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسَاجِدِ وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْسِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْناَهُ (رواه البخاري ومسلم ومالك وأحمد والنسائي)
Diriwayatkan dari sayyidina Abi Huroirih rodhiyallohu ‘anhu beliau berkata: Saya mendengar Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Ada 7 orang yang kelak mendapat pengayoman dari Alloh ta’ala pada hari tiada pengayoman kecuali hanya pengayoman-Nya: (1) Pemimpin yang adil, (2) Pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Alloh ‘azza wajalla, (3) Orang yang hatinya selalu terhubung dengan masjid-masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Alloh, bertemu karena Alloh dan berpisah pun juga karena Alloh, (5) Laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang perempuan yang memiliki pangkat tinggi dan kecantikan lalu ia berkata: Sungguh saya takut kepada Alloh, (6) Orang yang bersedekah kemudian dirahasiakan hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan tangan kakannya, dan (7) Orang yang berdzikir kepada Alloh dalam keadaan sepi lantas berlinang air matanya”. (HR. Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Malik, Imam Ahmad dan Imam Nasa’i)   

وَعَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ (رواه البخاري واللفظ له والترمذي وغيرهما)

Dan diriwayatkan dari sayyidina Sahl bin Sa’d Assa’idi rodhiyallohu ‘anhu beliau berkata: Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa menanggung padaku perkara diantara kedua rahangnya (mulut) dan perkara diantara kedua kakinya (kemaluan) maka Aku tanggung surga baginya”. (HR. Imam Bukhori dengan lafadznya, Imam Tirmidzi dan lain-lain)  

Sumber : Kitab  fathul Qarib

ANCAMAN BERBUAT DHOLIM TERHADAP ORANG-ORANG MUSLIM, MENGOLOK-OLOK, BERBURUK SANGKA, MENGHINA, MELAKNAT DAN MERENDAHKAN NASAB MEREKA


قَالَ اللهُ تَعَالَى: Ÿwur žútù|¡óss? ©!$# ¸xÏÿ»xî $£Jtã ã@yJ÷ètƒ šcqßJÎ=»©à9$#
Artinya: “Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang dholim”. (QS. Ibrohim: 42)
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: $tB tûüÏJÎ=»©à=Ï9 ô`ÏB 5OŠÏHxq Ÿwur 8ìÏÿx© äí$sÜム 
Artinya: “Orang-orang yang dhoalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya”. (QS. Ghofir: 18)
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: $pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw öyó¡o ×Pöqs% `ÏiB BQöqs% #Ó|¤tã br& (#qçRqä3tƒ #ZŽöyz öNåk÷]ÏiB Ÿwur Öä!$|¡ÎS `ÏiB >ä!$|¡ÎpS #Ó|¤tã br& £`ä3tƒ #ZŽöyz £`åk÷]ÏiB ( Ÿwur (#ÿrâÏJù=s? ö/ä3|¡àÿRr& Ÿwur (#rât/$uZs? É=»s)ø9F{$$Î/ ( }§ø©Î/ ãLôœew$# ä-qÝ¡àÿø9$# y÷èt/ Ç`»yJƒM}$# 4 `tBur öN©9 ó=çGtƒ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqçHÍ>»©à9$#  
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang dhoalim”. (QS. Alhujurot: 11)
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى: ×@÷ƒur Èe@à6Ïj9 ;otyJèd >otyJ9   
Artinya: “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela”. (QS. Alhumazah: 1)
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى:  $pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZŽÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# žcÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa”. (QS. Alhujurot: 12)
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِيَّاكُمْ وَالظَّنَ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ (متفق عليه ورواه مالك وأحمد وأبو داود والترمذي)

Dan diriwayatkan dari sayyidina Abi Huroiroh rodhiyallohu 'anhu bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Takutlah kalian terhadap prasangka (buruk) karena sesungguhnya prasangka adalah omongan yang paling dusta”. (Muttafaqun ‘alaih, Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Abu Dawud dan Imam Tirmidzi)
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ أَيْضاً أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمِ (رواه مسلم)
Dan juga diriwayatkan dari sayyidina Abi Huroiroh rodhiyallohu 'anhu bahwa Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Cukuplah seseorang dari keburukan (yaitu) menghina saudaranya yang islam”. (HR. Imam Muslim)
وَعَنْ ثَابِت بْنِ الضَّحَّاك رَضِيَ الله ُعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَعْنُ الْمُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ (رواه البخاري ومسلم)
Dan diriwayatkan dari sayyidina Tsabit bin Dhohhak rodhiyallohu 'anhu beliau berkata: Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Melaknat orang beriman sama halnya dengan membunuhnya”. (HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim)
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلاَ اللَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِيِّ (رواه الترمذي وقال: حديث حسن، وأحمد وابن حبان والحاكم والبخاري في الأدب المفرد)
Dan diriwayatkan dari sayyidina Ibni Mas’ud rodhiyallohu 'anhu beliau berkata: Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Orang mu’min bukanlah orang yang suka mencela, yang suka melaknat, dan yang melakukan keburukan, bukan pula yang jelek lisannya”. (HR. Imam Tirmidzi beliau berkata: Ini hadits hasan, dan Imam Ahmad, Imam Ibnu Hibban, Imam Alhakim dan Imam Albukhori dalam Aladabul Mufrod)
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِثْناَنِ فِي النَّاسِ هُمَا بِهِمْ كُفْرٌ: الطَّعْنُ فِي النَّسَبِ وَالنِّياَحَةُ عَلَى الْمَيِّتِ (رواه مسلم وأحمد)

Dan diriwayatkan dari sayyidina Abi Huroiroh rodhiyallohu 'anhu beliau berkata: Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Dua hal yang berada dalam diri manusia yang bisa menyebabkan kekafiran: mencela nasab dan niyahah kepada mayyit”. (HR. Imam Muslim dan Imam Ahmad)

Sumber : Kitab fathul Qarib